LEGAL CERTAINTY REGARDING THE IMPOSITION OF CRIMINAL EXTORTION SANCTIONS INVOLVING COMMUNITY ORGANIZATIONS (ORMAS)
Main Article Content
The purpose of this study is to examine the legal certainty afforded to community organizations that commit extortion, as well as to analyze and propose criminal punishments against community organizations that commit extortion. The method utilized in this study is normative legal research, which is conducted in order to elicit the relevant data for the topic. The data used are secondary data and tertiary legal materials. The data analysis was conducted utilizing a qualitative method of legal analysis. According to the findings of this study, the government must be resolute in enforcing the law against a person who is a member and/or administrator of a community organization and who intentionally and directly or indirectly violates the provisions, including extortion, violence, and disturbing the peace and order. destroying public and social facilities, committing acts of hostility against ethnicity, religion, race, or class; engaging in separatist activities that jeopardize the Unitary State of the Republic of Indonesia's sovereignty; and adhering to, developing, and spreading teachings or understandings contrary to Pancasila. To ensure legal certainty for a person acting in conformity with existing legal provisions, Community Organizations are not an exception; on the contrary, Community Organizations lack legal certainty. Articles of extortion and threats as defined in Article 368 paragraph (1) of the Criminal Code (KUHP) criminal sanctions imposed on individual Ormas who commit the extortion crime specified in Article 368 of the Criminal Code still do not satisfy the community's sense of justice because the threats are only 9 (nine) years in prison, with no fines or other additional penalties to the organization concerned.
Ali, A. (2009). Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicialprudence), termasuk Interpretasi Undang-Undang (Legisprudence). Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Edisi Pertama, Cetakan Ke-2.
Ali, M. (2015). Dasar-dasar hukum pidana. PT Sinar Grafika, Jakarta.
Ali, M. D. (1997). Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Rajawali Press, Jakarta.
Amarullah. (1985). Sejarah Sistem Hukum Nasional. Gema Insani Press.
Amrani, H., & Ali, M. (2015). Sistem Pertanggungjawaban Pidana Perkembangan dan Penerapan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Andi, H. (1993). Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita, 199.
Arief, B. N. (2010). Perbandingan hukum pidana.
Arif, M. (2014). Tinjauan Kriminologis Terhadap Kejahatan Perdagangan Anak (Studi Di Wilayah Kota Palu)Tinjauan Kriminologis Terhadap Kejahatan Perdagangan Anak (Studi Di Wilayah Kota Palu). Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion, 2(5).
Arizone, Y. (2008, April 13). Apa itu Kepastian Hukum? http://yancearizona.net/2008/04/13/apa-itu-kepastian-hukum/
Arrasjid, C. (2008). Dasar-dasar Ilmu hukum. Sinar Grafika, Jakarta.
Chazawi, A. (2018). pelajaran hukum pidana 1. Rajawali Pers, Jakarta.
Dimyati, K., & Wardiono, K. (2004). Metodologi Penelitian Hukum. In Fakultas Hukum UMS, Surakarta. Surakarta: UMS Press.
Eryanto, N. (2010). Kebijakan Indonesia (PSHK). Penjelasan Hukum (Restatement) Tentang Klausula Baku. http://www.scribd.com/doc/10012426/analisis-singkat-atas-permendagri-38
Fadjar, A. M. (2016). Sejarah, elemen, dan tipe negara hukum. Setara Press.
Farid, H. A. (2007). Hukum Pidana 1. Sinar Greafika, Jakarta.
Hamzah, A. (1985). Pengantar Hukum Acara Pidana. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hatta, M. (2009). Beberapa Masalah Penegakan Hukum Pidana Umum & Pidana Khusus. Liberty Yogyakarta.
Huda, C. (2008). Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan. Jakarta: Fajar Interpratama Offset.
Jonkers, J. E. (1987). Buku pedoman hukum pidana Hindia Belanda. Bina Aksara.
Kalo, S. (2007). Penegakan Hukum Yang Menjamin Kepastian Hukum Dan Rasa Keadilan Masyarakat Suatu Sumbangan Pemikiran. Makalah Disampaikan Pada Pengukuhan Pengurus Tapak Indonesia Koordinator DaerahSumatera Utara”, Pada Hari Jum’at, 27April.
Kania Winayanti, N. (2011). Dasar Hukum Pendirian dan Pembubaran Ormas (Organisasi Kemasyarakatan). Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
Moeljatno, S. H. (2002). Asas-asas Hukum Pidana. Rineka Cipta, Jakarta.
Muladi, & Arief, B. N. (1984). Teori-teori dan kebijakan Pidana. Alumni.
Prajudi, A. (1995). Hukum Administrasi Negara. Edisi Revisi Ilmu Administrasi, Ghalia, Jakarta.
Prodjodikoro, W. (2015). Asas-asas hukum pidana di Indonesia.
Rato, D. (2010). Filsafat Hukum Mencari: Memahami dan Memahami Hukum. Yogyakarta: Laksbang Pressindo.
Remmelink, J. (2003). Hukum pidana [Criminal law]. Jakarta, Indonesia: PT Gramedia Pustaka Utama.
Soekanto, S. (1979). Mengenal Sosiologi Hukum. Alumni.
Soesilo, R. (1984). Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Serta Penjelasannya. Bogor, Politeia.
Soesilo, R. (1995). Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP): Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal.
Sri, P. (2019, May 21). Sanksi Pidana dalam UU Ormas Konstitusional. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Lembaga Negara Pegawal Konstitusional.
Susanto, N. A. (2014). Dimensi Aksiologis Dari Putusan Kasus “St.” Jurnal Yudisial, 7(3), 213–235.
Utrecht, E. (1989). Pengantar dalam Hukum Indonesia, disadur dan direvisi oleh Moh. Saleh Djindang, Cetakan Kesebelas, Jakarta: Sinar Harapan.
Wirajaya, A. A. N., & Martana, N. A. (2013). Asas Tiada Pidana Tanpa Kesalahan (Asas Kesalahan) Dalam Hubungannya Dengan Pertanggungjawaban Pidana Korporasi. Jurnal Fakultas Hukum Univesitas Udayana.
Yamin, M. (1959). Naskah-persiapan Undang-undang Dasar 1945: disiarkan dengan dububuhi tjatatan (Vol. 3). Jajasan Prapantja.